Google Groups
Berlangganan ke pjibali
Email:
Kunjungi grup ini

Jumat, 30 Mei 2008

Workshop Akhir Mei Diundur

PENGUMUMAN

Kepada seluruh anggota PJI Bali, diumumkan bahwa acara worshop perbankan yang rencananya digelar di Bali, 31 Mei – 1 Juni 2008 diundur. Sampai saat ini belum ada kabar dari PP PJI waktu pelaksanaannya. Jika sudah ada kabar, akan diinformasikan lagi.

Semua anggota PJI Bali dimohon untuk membuka email/account google agar bisa bergabung dalam milis pjibali, sekaligus diundang menjadi penulis weblog pjibali. Terimakasih.

Sekretaris PJI Bali

I Putu Suyatra

Senin, 26 Mei 2008

Kantor Sekretariat Baru PJI Bali

Setelah lama menanti, akhirnya PJI Bali dapat memiliki kantor sekretariat baru yang terletak di Jalan Seroja 33, Denpasar. Peresmian Sekretariat Pengurus Daerah Perhimpunan Jurnalis Indonesia (Pengda PJI) Bali ini dilakukan dalam ritual agama Hindu yaitu upacara melaspas, Senin pagi (19/5).

Acara peresmian itu dihadiri anggota PJI Bali, beberapa utusan media dari Bali Post, Radar Bali, Koran Pak Oles, RRI, Antara, Radar Bali, Fajar Bali, Media Indonesia, Tabloid Montorku, Patroli, dan organisasi wartawan di Bali di antaranya PWI Bali dan AJI Denpasar.

Dalam sambutannya, Ketua PJI Bali Justin M Herman berharap kehadiran kantor baru dapat diketahui semua anggota PJI Bali dan rekan-rekan wartawan lainnya. Ke depan, sektretariat tersebut dapat menjadi tempat diskusi dan pertemuan anggota PJI Bali.

Ketua panita peresmian AA Prabangsa mengatakan kantor sekretariat terdiri dari tiga ruangan, satu ruang tamu/pertemuan, dapur dan 2 MCK. Selain itu, halamannya cukup luas sehingga bisa menampung banyak tamu yang datang bila PJI Bali menggelar even tertentu. Sementara halaman samping kantor bisa dipakai anggota PJI Bali yang ingin memamerkan hasil usaha mereka seperti tanaman hias.

Sementara Sekretaris PJI Bali Putu Suyatra menambahkan kelengkapan dan sarana dalam ruangan sekretariat disumbang secara sukarela oleh anggota PJI Bali. Seperti perlengkapan komputer dan internet, telepon dan mesin faks,almari, kursi dan meja.

Undangan Peresmian Sekretariat PJI Bali

Nomor : 003/PJI-BALI/V/2008

Perihal : Undangan


Kepada Yth.

Seluruh Anggota PJI Bali


Dengan Hormat,

Sehubungan dengan peresmian Sekretariat Pengurus Daerah Perhimpunan Jurnalis Indonesia (Pengda PJI) Bali, kami mengundang kehadiran Bapak/Ibu pada acara yang akan kami gelar pada:

Waktu : Senin, 19 Mei 2008

Waktu : Pukul 09.00 Wita - Selesai

Tempat : Jalan Seroja 33, Denpasar, Bali

Acara : Peresmian Sekretariat Pengda PJI Bali

Demikian undangan ini kami buat. Besar harapan kami kehadiran Bapak/Ibu pada acara tersebut. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.



Denpasar, 15 Mei 2008

Ketua Sekretaris



Justin M. Herman I Putu Suyatra

Sekretariat: Jalan Seroja 33 Denpasar. Tlp/Fax: 0361-421163. Mail: pjibali@gmail.com. Blog: pjibali.blogspot.com.


Rapat Pengda PJI Bali II

Hari/Tgl: 14 Mei 2008

Tempat: Sekretariat PJI Bali, Jalan Seroja 33 Denpasar

Hasil Rapat:

1. Pembentukan Panitia Workshop Perbankan

Susunan Panitia

Penanggung Jawab : - Ismed Hasan Putro

- Justin M Herman

- Albert Kin Ose

Ketua : I Putu Suyatra (Radar Bali)

Sekretaris : Sugiantara (Radio Menara)

Wakil Sekretaris : Yuni (Radio FBI)

Bendahara : Ernawati (Suara Sunari)

Wakil Bendahara : Yuni (Montorku)

Sie Acara : - Mario Adriano S Bano (Suara Sunari)

- Beni Uleander (Koran Pak Oles)

- Made Meyta Riana (Duta FM)

- AA Prabangsa (Radar Bali)

- Hence Silalahi

Sie Dokumentasi : Nyoman Wija

2. Upacara Melaspas Sekretariat


- Acara melaspas Sekretariat di Jalan Seroja 33 Denpasar digelar Senin, 19 Mei 2008 mulai pukul 09.00 Wita.

- Pada acara ini mengundang, anggota, semua pimpinan media, pimpinan organisasi wartawan di Bali.



Rapat Pengda PJI Bali

Hari/Tgl : Jumat, 9 Mei 2008

Tempat:Di RM Ulam Segara, Renon

Peserta

1. Justin M. Herman (Ketua)

2. Albert Kin Ose (Wakil Ketua)

3. I Putu Suyatra (Sekretaris)

4. Beni Uleander (Wakil Sekretaris)

5. Mario S. Bano (Bidang Pelatihan)

6. Made Meyta Riana (Bidang Pelatihan)

7. Didik Dwi Praptono (Bidang Advokasi)

8. AA Prabangsa (Anggota)

9. Yunus (Anggota)

10. Lala (Anggota)

Hasil

1. Pengiriman Anggota

Acara pengiriman anggota guna mengikuti workshop Investigasi Korupsi di Surabaya diundur menjadi minggu pertama Juni 2008.

2. Pelaksana Workshop

- Bali menjadi pelaksana Workshop Perbankan, 31 Mei - 1 Juni 2008

- Pembahasan soal pelaksanaan dan pembentukan panitia dilakukan 15 Mei 2008.

- Kegiatan ini akan diikuti oleh peserta dari Bali, Jawa Timur, NTB, dan NTT.

- Seluruh peserta (termasuk peserta dari Bali) mendapat fasilitas menginap di hotel.

3. Pilot Project KUK

- Bali menjadi proyek percontohan penyaluran Kredit Usaha Kecil (KUK) bagi anggota.

- Pada proyek percontohan ini, Bali diharapkan menyediakan 10 anggotanya untuk menerima penyaluran kredit ini.

- Sebagai antisipasi, Pengda PJI Bali memutuskan untuk mengajukan 15 nama sebagai calon penerima kredit. Sedangkan prosesnya masih menunggu informasi dari Jakarta.

- Kredit ini disalurkan kepada anggota yang istrinya menjalankan usaha.

- Verifikasi akan dilakukan oleh Pengda PJI Bali, PP PJI dan BRI.

4. Dialog Nasional

- Bali menjadi pekansana dialog nasional Sosialisasi Undang-Undang Partai Politik dan Anggota Legislatif.

- Agenda ini rencananya digelar setelah proses Pilgub Bali. (Akhir Juli atau awal Agustus)

- Rapat juga memutuskan untuk menunjuk AA Prabangsa sebagai koordinator kegiatan ini.

- Penyusunan panitia dilakukan menyusul.

5. Sekretariat

- Pengurus memutuskan untuk menjadikan rumah di Jalan Seroja 33, Denpasar sebagai Sekretariat Pengda PJI Bali.

- Upacara peresmian sekretariat dilaksanakan Senin, 19 Mei 2008

- Sebagai persiapan untuk memasuki sekretariat, peserta rapat bersepakat untuk menunjuk AA Prabangsa sebagai koordinator acara pemelaspas.


Waspadai Cuci Uang Di Daerah

OLEH: BENY ULEANDER
Dalam kiprah awalnya, bank hadir sebagai pengelola dana masyarakat. Inilah salah satu fungsi bank sebagai pilar penggerak ekonomi negara. Bisakah kita bayangkan kehidupan modern tanpa bank? Suatu hal yang amat mustahil! Kehadiran bank sebagai penggerak sektor riil dan barometer pertumbuhan ekonomi makro tak terbantahkan. Bank memang sebuah lembaga keuangan yang dibangun di atas kepercayaan pasar karena itu industri perbankan yang penuh resiko ini harus terus diproteksi dengan berbagai peraturan yang didesain Bank Indonesia selaku bank sentral. Hal ini disampaikan sebagai pemahaman dasar perbankan bagi para jurnalis yang disampaikan Rudjito Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Workshop Perbankan bertajuk "Inflation Target Framework", Minggu (30/3), di Hotel Nikki Denpasar.
Perbankan yang sehat didukung oleh tiga pilar utama, yaitu pengawasan, internal governance, dan disiplin pasar. Salah satu “virus” yang perlu diwaspadai bank di daerah terpencil adalah meningkatnya aksi pencucian uang (money laundering) yang belakangan ini terus meningkat. Mantan Direktur Utama dan Komisaris Utama PT Bank Rakyat Indonesia ini melihat pelaku kejahatan jeli memanfaatkan bank-bank di daerah terpencil, terutama BRI unit sebagai tempat menyimpan uang haram. Langkah pencegahan dan antisipasi bisa ditempuh saat melakukan audit internal dan kontrol setiap hari atas setiap transaksi keuangan. Karena kegiatan transaksi keuangan di daerah “jauh” dari analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Prinsipnya setiap manajemen bank harus mengacu pada protap (prosedur tetap) berupa audit internal atau investigasi internal, sarannya, bila ada indikasi pencucian uang.
Rudjito berharap peran jurnalis adalah meramu berita yang bernilai edukasi bagi masyarakat, memberikan kontrol sosial yang mengarah kepada transparansi dan tentu saja disertai kritik yang membangun. “Kritik yang membangun saya sarankan untuk diteruskan dilanjutkan. Yang penting ada peran akuntabilitas yang tercipta,” ungkapnya.
Menyinggung lembaga yang menghimpun dana masyarakat tanpa diketahui departemen keuangan atau Bank Indonesia, Rudjito berharap masyarakat berhati-hati memilih bank dalam menyimpan uang. Ini terkait dengan eksistensi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang berupaya menjamin keamanan uang nasabah sekalipun kondisi keuangan bank memburuk.
Sebab LPS menjamin aktivitas bank yang memperoleh isin dari BI dan departemen keuangan. Eksistensi LPS sendiri dikuatkan dengan UU No 24 Tahun 2004 yang berlaku efektif 22 September 2005 yang menjamin keamanan simpanan nasabah di bawah Rp 100 juta. “Karena itu masyarakat harus hati-hati pilih bank agar uangnya bisa selamat,” ujarnya.
Terkait kucuran dana kredit perbankan untuk usaha mikro yang terkesan sulit, menurut Rudjito sebagai hal yang wajar. Sebab sebagai lembaga pengelola dana masyarakat, bank tidak bisa melayani semua calon kreditor. Semuanya kembali tergantung pada perputaran uang.

Bulog Untungkan Swasta

Biarkan Harga Beras Naik
Oleh: Wayan Nita

Masyarakat kecil adalah korban dari kenaikan harga yang terus merangkak. Tak hanya itu, petani sebagai penyuplai hasil pertanian juga terpuruk. Betapa tidak, harga sembako terus naik, tapi kesejahteraan petani tidak ikut naik. Banyak permasalahan yang membelenggu mereka. Kelangkaan pupuk dan bibit tanaman pertanian juga spekulasi harga dari tengkulak membuat petani tak berkutik.
Bank Indonesia sebagai penentu kebijakan moneter tidak bisa mempengaruhi inflasi. Sedangkan inflasi terjadi tidak hanya di sektor pangan saja, tetapi hampir di semua sektor. Harga barang menjulang tinggi tanpa bisa dikendalikan lagi. Inflasi saat ini terjadi, menurut Dr Iman Sugema Senior Economist, International Center for Applied Finance and Economics (Inter-CAFE), Institut Pertanian Bogor, karena adanya pengaruh resesi yang kini menimpa perekonomian Amerika Serikat. Negara kecil seperti Indonesia sangat rentan terhadap pengaruh itu. Jika Amerika Serikat mengalami masalah kenaikan harga barang di semua sektor, maka Indonesia juga akan merasakan dampaknya.
Misalnya harga beras yang melambung tinggi akhir-akhir ini sangat melukai masyarakat. Tapi jika kita terus menerus mengupayakan harga beras turun, maka pertanian Indonesia yang akan terpuruk. Pemerintah pusat, menurut Iman Sugema, di sela-sela workshop perbankan yang diselenggarakan Perhimpunan Jurnalis (PJI) Bali, pemerintah harus segera memilih.
Pertama, melakukan stabilitas harga dengan menurunkan harga beras lokal lebih rendah. Tapi konsekuensinya, lanjut Iman Sugema, implikasi petani tidak punya insentif. Agar harga beras di tingkat petani meningkat, maka bulog harus sebanyak-banyaknya menyerap beras dari petani. Selama ini, bulog tidak punya akses langsung dengan petani. Sehingga pihak swasta yang akan lebih diuntungkan. Kedua, paparnya, dengan membiarkan harga beras tinggi agar petani lebih bergairah dalam memproduksi beras. “Sehingga bila produksi beras melimpah, maka perlahan harga beras akan turun. Dan kesejahteraan petani dan masyarakat terpenuhi,” ungkapnya.

Kenapa Wartawan Kurang Minati Berita Ekonomi

OLEH: HENI KURNIAWATI

Kata inflasi masih dipahami sebatas definisi kenaikan harga barang dan turunnya nilai mata uang. Inflasi yang meningkat tajam tanpa terkendali akan menimbulkan kebangkrutan ekonomi. Karena itu, untuk mencapai level inflasi yang ideal dibutuhkan berbagai perangkat kebijakan, termasuk di antaranya kerangka kerja target inflasi oleh Bank Indonesia. Sementara pers diharapkan untuk memberitakan perkembangan ekonomi tanpa mengeksploitasi berbagai ekspektasi pasar yang berlebihan. Hal ini dikemukakan Redaktur Bisnis Indonesia Dr Rofikoh Rokhim,Ph.D saat mengupas cara mencari angle dalam penulisan berita ekonomi dan keuangan dalam acara workshop perbankan untuk jurnalis di Hotel Nikki Denpasar, Sabtu (29/3).
Menurut anggota Dewan Kehormatan Kode Etik Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) itu, pertumbuhan inflasi suatu negara tidak terlepas dari berbagai ekspektasi pasar. Karena itu, tugas seorang wartawan dalam melaporkan berita ekonomi dan bisnis harus dimulai dengan pemahaman dasar pilar-pilar ekonomi, analisa inflasi versi perbankan dan pusat data statistik serta mampu mengkaji kebijakan strategis perbankan.
Belajar dari pengalamannya, Rofikoh Rokhim melihat berita ekonomi sering tidak dipahami para wartawan karena amat kering dan berkutat dengan analisa data. Tak heran kala menulis berita ekonomi seorang wartawan cendrung memindahkan data yang sudah tersaji di press release tanpa melakukan analisa pasar atau langkah-langkah perbandingan. Padahal berita ekonomi itu amat menarik bila ditekuni wartawan. Banyak hal dapat diangkat dari berita ekonomi untuk membantu dan memberi pencerahan masyarakat tentang kondisi perekonomian terkini
Penulisan berita ekonomi kerap dianggap sulit dan dihindari hampir setiap wartawan, karena data yang diterimanya berupa angka dan istilah ekonomi berbahasa asing. “Wartawan kurang berminat di sektor berita ekonomi. Banyak wartawan yang takut menulis berita ini karena istilah asing dan angka. Kuncinya, jangan tertipu istilah asing yang sering digunakan para petinggi ekonomi kita,” ujarnya.
Rofikoh memberikan tips bagi wartawan dalam menanggapi isu-isu ekonomi di tingkat pusat. Berita ekonomi tersebut harus diaplikasikan dengan kondisi lokal dan wartawan harus bisa melihat efeknya apakah mempengaruhi banyak orang dan tentu saja disertai dengan solusi. Rupanya ketidaksukaan wartawan menggarap berita ekonomi dan bisnis berangkat dari ketidakmengertian wartawan atas sebuah topik ekonomi. Hal ini terlihat dari sikap antusias para wartawan yang memberondong Rofiki dengan banyak pertanyaan. Tentu saja workshop tersebut disambut hangat kalangan jurnalis di Bali yang sudah jauh dari kegiatan penyegaran dan peningkatan kualitas diri di bidang liputan.

Belajar “Titik Beda” Hillary Clinton Dan Maria Eva

Ajakan Punggawa Pers Leo Batubara
OLEH: BENY ULEANDER
Dunia pers sebuah bidang pergulatan sosial dan intelektual yang penuh dinamika. Bidang profesi yang tak pernah punah dimakan pergeseran tren sejarah. Pers terus bertumbuh dan berkembang dengan kecepatan, percepatan (velocity) dan kecenderungan yang harus terus dipelajari. Itulah sebabnya, kehidupan pers amat menarik untuk dibahas teorinya, dibedah alur praksisnya, dikaji aplikasi teknologinya dan ditelisik daya dobraknya dalam tatanan demokrasi. Dan, pergulatan identitas pers di tengah masyarakat begitu enak dibahas seorang “punggawa pers” Drs Sabam Leo Batubara dengan suara meledak-ledak sejak sapaan awal hingga kata penutup. Memang itulah gaya orasi yang perlu generasi muda pelajari dari orang-orang tua kita yang sempat mengenyam pendidikan ala gymnasium latin warisan Belanda.
Di usia uzurnya, ketajaman refleksi pria kelahiran Seribudolok, Sumatera Utara, 26 Agustus 1939, patut diacungi jempol. Percaturan pers Indonesia dalam lintas sejarah bangsa ini tak pernah luput dari perhatiannya. Termasuk heboh pemberitaan pers menyorot aib “seputar selangkangan” itu. Pers memang menjadi media informasi yang ditunggu khalayak ketika skandal “Monicagate” menerpa ruang oval Gedung Putih. Mata dunia pun tertuju kepada sosok Bil Clinton, pemimpin negara “superpower” kala itu yang menjalin hubungan tak patut dengan Monica Samille Lewinsky (lahir 23 Juli 1973). Ya staf gedung putih bertubuh sintal keturunan imigran Yahudi Jerman itu mendadak menjadi selebritis dunia. Pengakuannya telah melakukan adegan “oral seks” dengan Bil Clinton pada Januari 1996 mendorong senat mengajukan pemecatan terhadap Clinton. Nah, menarik untuk membahas titik bidik pers Amerika.
Menurut Leo Batubara, pers Amerika saat itu menyorot reaksi Hillary Rodham Clinton. Ketika Hillary memaafkan perbuatan tercela suaminya, pers menempatkan Hilary sebagai wanita perkasa yang tetap berjuang mempertahankan perkawinannya. Bahkan, lanjut Leo, pers pun mulai menokoh Hillary sebagai sosok pemimpin masa depan negeri Paman Sam itu.
Ternyata pengalaman politisi bule itu terulang di Indonesia. Politisi partai ternama Yahya Zaini terjungkal dari Senayan setelah rekaman persebadanannya dengan penyanyi dangdut Maria Eva terekspos ke publik akhir November 2006. Menarik untuk menyimak titik pandang pers Indonesia. Saat itu Maria Eva menjadi selebritis dadakan yang disorot pers. Stasiun-stasiun televisi berlomba-lomba menghadirkan Maria Eva sebagai bintang tamu. “Tapi pers kita lupa pada (Ny Sharmila) isteri Yahya Zaini yang telah memaafkan suaminya. Ini beda pers kita dengan pers Amerika,” ujar Batubara.
Itulah ciri ketidakdewasaan pers yang menempatkan tinggi pelaku aib, sementara nasib mereka yang dirugikan tidak terdengar. Padahal isteri Yahya Zaini telah menunjukan komitmen dan kesetiaan untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Apa yang dilakukan Sharmila sama dengan langkah bijak Hillary. Sayang, perlakuan dan nasib mereka berbeda di ujung pena wartawan. Memang lanjut Batubara, hal ini tidak lepas dari karakter orang Indonesia yang memiliki ingatan yang pendek.
Karena itu, dalam Workshop Perbankan Angkatan VII Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Bali bertopik "Inflation Target Framework", (29-31/3) di Hotel Nikki Denpasar, Leo Batubara berharap awak pers menjunjung tinggi etika profesi jurnalistik dengan tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis dan cabul. Pers berlaku sadis (kejam dan tidak mengenal belas kasihan) jika tidak membela hak-hak mereka yang menjadi korban dari peristiwa tertentu. Dan, ada kecenderungan pers terserap dalam “jurus cabul’ dengan mengeksploitasi berita skandal seks yang melanggar pasal 4 kode etik jurnalistik. Itulah gaya Leo Batubara menyandingkan titik beda bidikan pers atas sebuah peristiwa sosial. Jadi kita tahu, sejauh mana kematangan, kejelian dan cita rasa berita pers Indonesia.

Memajukan Jurnalis Indonesia

PJI Bali Dikukuhkan

Oleh: Heni Kurniawati

Usianya memang baru tiga tahun. Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) lahir pada 15 Januari 2005. Berkembang di 26 provinsi termasuk Bali. Pelantikan pengurus daerah PJI Bali bertepatan dengan Wokshop Perbankan untuk Jurnalis di Hotel Nikki, Denpasar, Bali (29-30/3).

Kepengurusan PJI Bali dilantik oleh Ketua PJI Pusat Ismet Hasan Putro. General Manajer HU Radar Bali, Justin Maurits Herman duduk sebagai ketua, Albert Kin Ose Moruk pemimpin redaksi Koran Pak Oles dan Tabloid Otomotif Montorku menjabat wakil ketua. Sekretaris dipercayakan kepada Putu Suyatra (Radar Bali) dan Beny Uleander (Koran Pak Oles). Sedangkan bendahara di pundak Putu Desak Dewi.

Meski terbilang baru sebagai organisasi pers di tanah air tetapi sepak terjangnya dalam meningkatkan kreatifitas dan kredibilitas serta kompetensi jurnalis Indonesia patut diacungi jempol. PJI berorientasi membuka kesadaran jurnalis untuk menempa diri menjadikan pekerja pers sebagai pekerja profesionalisme. Selain pelatihan di bidang pers, juga anggota dibekali dengan kesadaran manajemen dan finansial.

“PJI terbentuk karena berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi, kredibilitas, kualitas wartawan pada umumya dan khususnya anggota. Melalui pelatihan–pelatihan perbankan, ekonomi dan bisnis menjadi salah satu misi PJI memajukan jurnalis Indonesia. Harapan agar jurnalis tidak hanya copy paste data mentah dari narasumber sebagai bahan tulisan tetapi agar jurnalis mengelola dan mengembangkan data lapangan ke dalam berita,” tegas Ismed Hasan Putro.

Terkait kegiatan workshop perbankan pertama di Bali, menurut Ismed Hasan Putro, merupakan ajang strategis meningkatkan ilmu wartawan agar dalam penulisan berita ekonomi dan memiliki banyak referensi. “Melalui workshop pertama di Bali ini, saya berharap jurnalis lebih profesional dan berkompeten. Sebab PJI merupakan rumah bagi jurnalis untuk kompetensi dan kesejahteraan anggotanya dengan mengajarkan untuk berwirausaha. Selain itu agar jurnalis memiliki semangat menambah wawasan dan meningkatkan ilmu agar tidak macet. Khususnya berita ekonomi yang hampir sebagian wartawan tidak menyukai,” katanya.

Workshop akan terus digulirkan 6 bulan ke depan demi kemajuan wartawan Indonesia dan Bali khususnya. Berbagai pembicara berkompeten di bidangnya pun berbagi ilmu. Pembicara dalam workshop perdana ini di antaranya Dr. Imam Sugema yang berbicara tentang kebijakan stabilitas harga sebagai penggerak sector riil di daerah, untuk kode etik jurnalis menghadirkan Drs. S Leo Batubara Wakil Ketua Dewan Pers, Dr. Rofikoh Rokhim,Ph.D seorang ekonom Bisnis Indonesia berbicara mengenai mencari angle dalam penulisan berita ekonomi dan keuangan. Cahya Gunawan, asisten redaktur ekonomi HU Kompas berbagi ilmu tentang teknik penulisan berita ekonomi dan keuangan berdasarkan pengalaman dan pergulatannya di HU Kompas. ”PJI memang ingin membuka wawasan tentang menariknya berita ekonomi bisnis dan inflasi bank. Selama ini berita ekonomi kerap dianggap tidak menarik oleh wartawan,” jelasnya.

Dr. Rofikoh Rokhim,Ph.D menambahkan tentang menariknya berita ekonomi bisnis. Banyak hal dapat diangkat dari berita ekonomi untuk membantu dan memberi pencerahan masyarakat tentang perekonomian. Penulisan berita ekonomi kerap dianggap sulit oleh hampir setiap jurnalis, karena data yang diterima wartawan berupa angka dan istilah ekonomi berbahasa asing. “Wartawan kurang berminat di sektor berita ekonomi. Banyak wartawan yang takut menulis berita ini karena istilah asing dan angka. Kuncinya, jangan tertipu istilah asing yang sering digunakan para petinggi ekonomi kita. Selain itu, agar menarik berita yang diperoleh dari pusat harus diaplikasikan dengan kondisi lokal dan topik harus mempengaruhi banyak orang atau efek satu kebijakan berimbas pada masyarakat luas disertai solusinya,” ungkapnya.

Program Kerja Pengurus Pusat PJI 2008-2009

1. Workshop tentang Bank Sentral bekerja sama dengan BI 18 kali

2. Workshop tentang Kesehatan Masyarakat bekerja sama dengan

DepartemanKesehatan 6 kali

3. Workshop tentang Sosialisasi dan Persiapan Pemilu bekerja sama

dengan Komisi Pemilihan Umum 8 kali

4. Workshop tentang Pemberantasan Korupsi bekerja sama dengan

Komisi Pemberantasan Korupsi 8 kali

5. Workshop tentang Penanggulangan dan Siaga Bencana bekerja sama

dengan Departeman Sosial 6 kali

6. Workshop tentang Peningkatan Kualitas Jurnalis bekerja sama

dengan Dewan Pers 6 kali

7. Workshop tentang Perbankan bekerja sama dengan lembaga

Perbankan di Indonesia (Bank Mandiri, BTN, BNI) 12 kali

8. Pengadaan kartu anggota berkala

9. Riset/penelitian tentang Perbankan bekerja sama dengan BI 3 kali

10. Diskusi rutin bulanan 12 kali

11. Lomba Karya Tulis “Indonesia Masa Depan Tanpa Korupsi” bekerja

sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (Januari 2008) 1 kali

12. Pembuatan buku 2 kali

Total 82 kali

Dari 82 program selama dua tahun ke depan, PP PJI akan menggelar 64 Workshop dengan berbagai tema. Itu artinya setiap bulan, minimal ada dua program workshop yang bertujuan meningkatkan kompetensi anggota PJI di daerah-daerah.

Bali sendiri adalah salah satu target utama program PP PJI. Sebab, dari berbagai daerah di Indonesia, Bali menjadi salah satu barometer perekonomian Indonesia. Juga karena Bali adalah daerah yang paling mudah dijangkau di wilayah tengah Indonesia. Selain Bali, PP PJI juga memberikan prioritas kepada Makassar, Jogjakarta dan Riau.

Atas pertimbangan itulah, Bali langsung diputuskan mendapat tiga program workshop yang digelar PP PJI. Keputusan itu diambil dalam Rakernas I di Jakarta, 8-9 Desember 2007 di Jakarta. Tiga program yang akan digelar di Bali itu adalah:

1. Workshop tentang Bank Sentral bekerja sama dengan Bank Indonesia

Program ini masuk karena Bank Indonesia memang menjadikan Bali sebagai salah satu daerah pantauan Bank Sentral soal peredaran uang.

2. Workshop tentang Pemberantasan Korupsi bekerja sama dengan KPK

Program pemberantasan korupsi ini masuk karena pertimbangan mudah dijangkau dari beberapa daerah di wilayah tengah Indonesia. Kemudahan jangkauan ini diharapkan bisa menjangkau lebih banyak peserta dari wilayah tengah seperti Jawa Timur, Sulawesi, NTB, maupun NTT.

3. Workshop tentang Penanggulangan dan Siaga Bencana bekerja sama dengan Departemen Sosial.

Program ini masuk karena Bali merupakan salah satu wilayah yang berada pada garis rawan bencana.

Program-program ini semua digelar tujuan utamanya adalah meningkatkan kompetensi peserta (anggota) terhadap berbagai tema yang diangkat.



Ringkasan Laporan Kegiatan Perhimpunan Jurnalis Indonesia 2005-2007

Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) dibentuk pada tahun 2005, Akte Notaris Meiyane Halimatussyadiah No.2 yang diresmikan dalam suatu acara di Sahid Hotel, Jakarta. Sejak itu, kiprah PJI terus bergulir, terutama dititikberatkan pada kegiatan-kegiatan diskusi dan workshop, yakni:

1. Serial diskusi bulanan tematema aktual Januari 2005-2007

2. Lomba Karya Tulis Anti Korupsi “Masa Depan Indonesia Tanpa Korupsi, Mei 2006.

3. Menerbitkan buku “Aceh 8,9 Skala Richter, Kisah Nyata Wartawan Korban Tsunami” 2005

4. Menerbitkan buku “Menyusup dalam gelap, Wajah Hitam Kejayaan Salim Group” 2007

5. Menerbitkan buku “Masa Depan Indonesia tanpa Korupsi, Kumpulan karya pemenang Lomba Karya Tulis PJI” (dalam proses)

6. Serial Workshop “Anti Korupsi” kerja sama PJI dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Dewan Pers sebanyak 3 kali (2007)

7. Serial Workshop “Perbankan” kerja sama PJI dengan Bank Indonesia

8. Serial Workshop “Perbankan” kerja sama PJI dengan LPS (Lembaga Penjamin Sosial) sebanyak dua kali.

9. Menyusun, membahas dan menuntaskan Kode Etik Jurnalistik bersama Dewan Pers.

10. Menyusun, membahas dan menuntaskan Standarisasi Organisasi Wartawan bersama Dewan Pers.

11 Kerja sama perlindungan jurnalistik dengan YLBHI

12. Berpartisipasi aktif dalam gerakan pengembalian dana BLBI.

13. Serial Refleksi tentang Kebebasan Pers dan Pemberantasan Korupsi, melibatkan tokoh politik, pemimpin masyarakat, tokoh agama, dll (2006).

Tentu saja masih banyak lagi yang harus dibenahi dalam kiprah PJI di masa datang.

PENGURUS DAERAH PERHIMPUNAN JURNALIS INDONESIA

Pengda PJI DKI Jakarta

Ketua : Imam Prihandiyoko (Kompas)

Sekretaris : Faras Handayani

Bendahara : Dede Kurniasih

Pengda PJI Tanggerang

Ketua : Baha Sugara ( haraian Tanggerang Tribun)

Sekretaris : Rani Sanjaya (CTV Banten)

Bendahara : Madjid (Harian Radar Banten)

Pengda PJI Provinsi DI Yogyakarta

Ketua : Rahmat Arifin (Stabilitas0

Sekretaris : Ahsan Susanto (Kedaulatan Rakyat)

Bendahara : Heru Setyaka (Radar Yogya)

Pengda PJI Provinsi Jawa Barat

Ketua : Olih Solihin (Radar Bandung)

Sekretaris : Iwa Ahmad Sugriwa (Sindo Jabar)

Bendahara : Hazmirullah (Pkirian Rakyat)

Pengda PJI Provinsi Bali

Ketua : Justin Mauritz Herman (Jawa Pos)

Wakil : Albert Kin Ose Moruk (Koran Pak Oles)

Sekretaris : I Putu Suyatra (Radar Bali)

Bendahara : Putu Desak (Radio Pak Oles FM)

Pengda PJI Provinsi Bangka Belitung

Ketua : Albana (Bangka Pos)

Sekretaris : Heru Sudrajat (Babel Pos)

Bendahara : Rusaidah (Bangka Pos)

Pengda PJI Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)

Ketua : M. Oki Kurniawan ( Rajapost)

Sekretaris : Ziad Farhat (Serambi Indonesia)

Bendahara : Dian Emsaci (Rajapost)

Pengda PJI Provinsi Jambi

Ketua : Muhammad Chudori (Majalah Otomotif)

Sekretaris : Hariyanto PW (Harian Jambi Ekspres)

Bendahara : Rahmalina (Mingguan Media Jambi)

Pengda PJI Provinsi Kalimantan Barat

Ketua : Rustam Halim (Media Khatulistiwa)

Sekretaris : Sapariah Saturi (Media Pantau Jakarta)

Pengda PJI Provinsi Kepulauan Riau

Ketua : Novrizal

Sekretaris : Almi Fitri

Bendahara : Tunggul Manurung

Pengda PJI Provinsi Riau

Ketua : Tony Hidayat (Harian Media Indonesia/Metro TV)

Sekretaris : Syafriyal (TPI)

Bendahara : Linda Novia (Harian Metro Riau)

Pengda PJI Provinsi Sulawesi Selatan

Ketua : Nasrullah nara (Kompas)

Sekretaris : Sultan Makkawaru (Seputar Indonesia)

Bendahara : Silvana Roseline Dunggio (Smart FM)

Pengda PJI Provinsi Sulawesi Tenggara (Sutra)

Ketua : Milwan,S.Agr

Sekretaris : Sawaluddin Lakawa, S.P.

Bendahara : Drs La Ode Onggi Nebansi

Pengda PJI Provinsi Sulawesi Utara

Ketua : Jurilchan Antameng (Majalah Gatra)

Sekretaris : Novie Walaouw ( Harian Sinar Harapan)

Bendahara : Vecky Ngelo (Radio KDFM)

Pengda PJI Provinsi Sumbar

Ketua : Asril Koto (Serambi Pos)

Sekretaris : Nasrul Azwar (Ranahminang.com)

Bendahara : John Nedy Kambang (Trans TV)

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN JURNALIS INDONESIA

DEWAN KEHORMATAN KODE ETIK:

Andi Surudji (Kompas)

Wahyu Muryadi (Majalah Tempo)

Rofikoh Rokhim (Bisnis Indonesia)

KETUA UMUM : Ismed Hasan Putro (Daulat Rakyat.Com)

WAKIL KETUA : Tjahja Gunawan (Kmpas)

: Ali Nur Yasin (Koran Tempo)

SEKRETARIS JENDERAL : Fikar W. Eda (Persda-Kompas Gramedia)

WAKIL SEKJEN : Syahrir Rasyid (Seputar Indonesia)

: Arief Ardiansyah (Harian Kontan)

BENDAHARA : Tatang B. Tamam (Majalah Stabilitas)

WAKIL BENDAHARA : Fifi (Global TV)

KOMPARTEMEN ANGGOTA DAN ORGANISASI

KETUA : Widayat S. Noeswa (Indosiar)

ANGGOTA : Mukhlison Sri Widodo (Majalah Gatra)

KOMPARTEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KETUA : Firdanianty (Majalah SWA)

ANGGOTA : Sally Pirri (Jurnal Nasional)

: Susan Afrianti (Trans TV)

KOMPARTEMEN ADVOKASI DAN PERLINDUNGAN ANGGOTA

KETUA : Nurrudin Lazuardi (Metro TV)

ANGGOTA : Ruita T. Budiarti (Majalah Gatra)

KOMPARTEMEN LITBANG DAN PEMANTAUAN

KETUA : Hatim Ilwan (Majalah Gatra)

ANGGOTA : Nastiti Lestari ( SCTV)

: Diah Novianto (LKBN Antara)

: Rihad Wiranto (Jurnal Nasional)

Sejarah Kelahiran PJI

Refleksi Tiga Tahun PJI

Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) terlahir di era reformasi. Organisasi pers ini berupaya mengangkat semangat untuk mengisi ruang kebebasan pers yang merupakan alat vital demokrasi, menjadi tonggak kelahirannya. Berlatar belakang untuk mendedikasikan dirinya dalam mewujudkan kehidupan pers yang bebas dan independen dengan tetap berpegang teguh pada moralitas dan prinsip-prinsip profesionalisme sebagai wujud atas cita-cita luhurnya untuk menciptakan kehidupan yang lebih demokratis dan sejahtera.

Era reformasi banyak melahirkan organisasi jurnalis. Sebuah pertanda bahwa lahan subur bagi ketersediaan ruang kebebasan bagi organisasi jurnalis. Akan tetapi nampaknya belum cukup untuk menampung peliknya masalah yang dihadapi profesi jurnalis. Kita semua sadar atas perlunya banyak organisasi profesi untuk mewujudkan idealisme. Kesepakatan membentuk PJI sebagai wadah baru bagi jurnalis terbentuk dalam semangat berbagi untuk memecahkan masalah yang dihadapi jurnalis. Tekad bulat dihimpun dalam suatu pertemuan pada tanggal 15 Januari 2005 di Hotel Sahid Jakarta. Ismed Hasan Putro (Grup Jawa Pos, Pimpinan Redaksi Daulat Rakyat.Com), Fikar W.Eda (Serambi Indonesia –Persada Kompas-Gramedia), Tatang Badru Tamam (Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Ekonomi STABILITAS), Widayat S. Noeswa (Indosiar), Firdanianti (Majalah SWA), Hatim Ilwan (Majalah GATRA), Arief Ardiansyah (Harian KONTAN) dan Teguh Santosa (Rakyat Merdeka). Mereka inilah para pendiri PJI sesuai akta pendirian PJI No 2 Tanggal 11 Januari 2006 pada notaris Meiyane Halimatussyadiah, SH.

Untuk menjalankan roda organisasi Ismed Hasan Putro disepakati sebagai ketua Umum PJI. Sedangkan Fikar W. Eda terpilih sebagai Sekretaris Jendral PJI. Atas pertemuan dan kesepakatan tersebut maka pada tanggal 15 Januari 2005 menjadi tonggak kelahiran PJI.

Langkah penghimpunan kekuatan dan konsolidasi di berbagai daerah lakukan. PJI menggelar serangkaian pelatihan dan diskusi bersama tokoh nasional dan jurnalis. Kegiatan tersebut bukan hanya di Jakarta tetapi juga di berbagai daerah sebagai bentuk kristalisasi masalah yang ada. PJI merasa perlu memperhatikan masalah yang dihadapi jurnalis di daerah.

Tema yang diangkat sebagai respons atas berbagai peristiwa aktual yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi, penberantasan korupsi, kebebasan pers, dan masalah sosial lainnya. Dalam pelaksanaannya, PJI bekerja sama dengan banyak pihak mulai dari Dewan Pers, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan lain-lain. Selain itu, PJI juga terlibat aktif dalam pembahasan Kode Etik Wartawan Indonesia bersama-sama dengan organisasi pers lainnya di bawah koordinasi Dewan Pers.

Seiring dengan semakin solidnya organisasi secara internal, PJI menyadari bahwa masih ada satu langkah lagi untuk lebih maju dalam menjalankan roda organisasi ke depan. PJI perlu menambah dukungan jumlah anggota dari berbagai derah untuk dapat diakui keberadaannya secara resmi oleh Dewan Pers. Meski usaha masih terus dilakukan hingga kini namun PJI tetap selektif dalam memilih anggota dengan berprinsip pada azas keprofesionalan.

Hingga tahun 2007, PJI berkambang di 20 provinsi yaitu DKI Jakarta, Tangerang, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarata, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Naggroe Aceh Darussalam (NAD), Riau, Kepulauan Riau (Kepri), Bagka Belitung (Babel), Jambi, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Artinya setengah dari jumlah provinsi di Indonesia. Rapat Kerja Nasional I PJI , 8-9 Desember 2007 di Hotel Bumi Karsa, Jakarta bisa dilihat sebagai jelmaan eksistensi PJI di era yang hiruk-pikuk ini.

Sadar jika perjuangan belum berakir, semboyan pun diemban. “Jalan memang masih panjang. Samudera harus ditaklukkan. Kami bertekad mencapai pulau harapan. Kami terus berbenah.”

Senin, 31 Maret 2008

Pengurus PJI Bali Terbentuk

Pelantikan kepengurusan Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Bali dihadiri Pengurus Nasional (Pengnas) PJI Pusat Ismet Hasan Putro, Wasekjen PJI Arief Ardiansyah (Kontan), Dewan Kehormatan Kode Etik Rofikoh Rokhim (Bisnis Indonesia), Bendahara Pusat Tatang B Tamam (Majalh Stabilitas) dan Ketua Kompartemen Anggota & Organisasi Firdanianty (Majalah SWA) di Hotel Nikki, Denpasar, Sabtu (29/3).
Pelantikan pengurus PJI Bali ini dirangkai dengan pelatihan dan Workshop Perbankan Angkatan VII untuk jurnalis, yang dihadiri 60 jurnalis. Tema utama "Inflation Target Framework". Hadir sebagai pembicara Dr Iman Sugema yang mengupas tema "Kebijakan Stabilitas Harga Sebagai Penggerak Sektor Riil, Rudjito Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang membedah topik "Peran BI dalam Pengendalian Inflasi dan Akselerasi Pembangunan Daerah dan pembicara lokal Dr Ir GN Wididana alias Pak Oles. Sementara untuk kegiatan internal pemberdayaan SDM anggota PJI Bali, hadir Rofikoh Rokhim yang fasih memaparkan teknik mencari angle dalam penulisan berita ekonomi dan keuangan serta saudara Iman Cahyono yang menggantikan Adi Suruji yang membagi pengalaman teknik penulisan berita ekonomi dan keuangan.
Anggota Dewan Pers Drs Leo Batubara turut hadir dalam pelantikan pengurus daerah PJI Bali sekaligus memberikan materi sosialisasi Kode Etik Jurnalistik.
Pengurus PJI Bali Periode 2008-2012:
Ketua: Justin M Herman (GM Radar Bali).
Wakil: Albert Kin Ose (Pemred Koran Pak Oles & Tabloid Otomotif Montorku).
Sekretaris: I Putu Suyatra (Korlip Radar Bali).
Wakil Sekretaris: Beny Uleander (Redpel Koran Pak Oles).
Bendahara: Desak Dewi (Progammer Radio Pak Oles FM).
Divisi Keanggotaan dan Organisasi: Arnold Dhae (Media Indonesia Biro Bali).
Divisi Pendidikan dan Pelatihan: Made Meyta Riana (Radio Duta FM) dan Mario (Radio Suara Sunari).
Divisi Advokasi: Didiek Dwi Praptono dan Nyoman Wija (Radar Bali).

Pariwisata Bali Perlu Visi Baru Untuk Menarik Wisatawan

Minggu, 30 Maret 2008 18:45
Kapanlagi.com - Sektor pariwisata Bali yang kini mulai jenuh memerlukan visi baru untuk dapat menciptakan rasa aman, nyaman dan indah bagi wisatawan.
Direktur Institut Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA), Dr Ir I Gede Ngurah Wididana, M.Agr di Denpasar, Minggu, mengatakan, untuk mampu mendatangkan wisatawan pasca-tragedi bom Bali tahun 2002 dan 2005 harus memiliki terobosan melalui visi baru, yakni rasa aman dan keindahan tetap terjaga.
"Bila komponen tersebut tidak bisa terciptakan, jangan bermimpi Pulau Dewata akan mampu mendatangkan wisatawan mancanegara seperti yang kita harapkan," kata Wididana akrab disapa Pak Oles Alam 'workshop perbankan untuk jurnalis', yang digelar Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Bali.
Dia menilai telah banyak perubahan yang dihadapi masyarakat Bali. Misalnya kalah dipersaingan lokal, gaya hidup yang mulai serba instan termasuk kebutuhan hidup yang konsumtif.
Belum lagi perubahan lingkungan, seperti banjir dan kekurangan air bersih. Karena daerah resapan dibagian hulu telah banyak terjadi alih fungsi lahan.
Masalah lingkungan akan menjadi ancaman serius bagi masyarakat Bali, sebab akan berdampak pula terhadap sektor pariwisata yang selama ini ditawarkan kepada para turis," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pemerintah dan masyarakat Bali harus memiliki sikap yang tegas untuk pengamanan lahan-lahan di daerah hulu. Itu merupakan salah satu bentuk untuk menjaga Bali.
Selain itu, Pak Oles juga menawarkan konsep membangun Bali sebagai "company brand", sedangkan Denpasar dan kabupaten lainnya sebagai "product brand".
"Pencitraan Denpasar juga sangat diperlukan karena kota yang memiliki motto berwawasan budaya itu merupakan ibukota Propinsi Bali yang menjadi barometer kota wisata yang memiliki ciri budaya, tenang, indah, aman, nyaman dan sejahtera," katanya. (*/bun)

Pengurus PJI Bali Dilantik

Radar Bali; Minggu, 30 Mar 2008
DENPASAR-Bertepatan dengan penyelenggaraan pelatihan dan workshop perbankan untuk jurnalis, di Hotel Nikki, Sabtu (29/3) kemarin, Ketua Pengurus Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Pusat, Ismed Hasan Putro resmi melantik kepengurusan PJI Bali periode 2008-2012. Di kepengurusan PJI Bali yang diketuai Justin M Herman ini Ismed berharap agar PJI Bali mampu berperan mewujudkan kehidupan pers yang bebas dan independen dengan tetap berpegang teguh pada moralitas dan prinsip profesionalisme "Kami semua sadar, bahwa atas perlunya banyak organisasi profesi untuk mewujudkan idealisme. Oleh karena itulah, PJI ada untuk ikut andil dan berbagi memecahkan banyaknya permasalahan itu," jelasnya. Sebagai bentuk eksistensi PJI, adalah dengan melakukan program latihan anggota. Bukan saja di pusat, melainkan di beberapa kota di Indonesia. (pra)